Sejauh Mana Tren Transformasi Digital Menuju 2023?

Posted by

Dengan munculnya komputer pribadi pada 1980-an, perusahaan mulai melakukan transformasi digital (DX) untuk meningkatkan produk/layanan mereka dan mengurangi biaya. Namun, mulai tahun 2021, adopsi DX telah meningkat ke level lain karena dampak negatif pandemi terhadap pelaksanaan tugas secara manual.

Keberhasilan transformasi digital sejauh ini dapat dicapai melalui penyelarasan di seluruh perusahaan dan penggunaan teknologi yang relevan. 

Apa itu transformasi digital?

Transformasi digital adalah proses mengintegrasikan teknologi digital ke dalam semua aspek bisnis untuk memenuhi pasar dan mengubah kebutuhan bisnis. Tujuan utamanya untuk meningkatkan efektivitas operasi bisnis dan hubungan pelanggan. Untuk mencapai tujuan ini, organisasi perlu memperbarui sistem, proses, organisasi, dan kultur perusahaan.

Langkah Penting Menuju Transformasi Digital

Transformasi digital yang sukses membutuhkan kerangka kerja yang dirancang dengan baik untuk memandu Anda. 

Identifikasi Tujuan Transformasi Digital

Tentukan tingkat digitalisasi organisasi dan coba selaraskan keadaan saat ini dan tujuan digital jangka panjang. Setiap organisasi, dengan kebutuhan yang berbeda, memiliki target transisi yang sedikit berbeda, namun ini merupakan langkah penting menuju sinergi organisasi. 

Merumuskan Strategi Transformasi Digital

Investasi teknologi harus melayani bisnis, bukan menghabiskan uang karena sedang tren. Dalam hal ini, membangun rencana permainan yang layak dengan memilih area perbaikan dan mulai mengintegrasikan sistem digital dari area tersebut. Tujuan organisasi harus menjadi proses langkah demi langkah dan bisnis mungkin gagal karena tindakan yang diambil dengan tergesa-gesa.

Tentukan Teknologi yang Diperlukan

Pengaktif seperti otomatisasi, analitik, pembelajaran mesin, cloud, IoT, outsourcing, dan penambangan proses dapat menjadi pendorong penting bagi keberhasilan transformasi digital. Perusahaan harus meneliti dan memutuskan pengaktif mana yang paling cocok untuk organisasi karena pengaktif ini tidak dapat menghasilkan manfaat dalam setiap situasi. 

Misalnya, pengalihdayaan dapat meningkatkan fokus organisasi sekaligus mengurangi basis biaya. Namun, perusahaan perlu mempertimbangkan potensi tantangan outsourcing seperti keamanan data dan perizinan. Otomasi harus menjadi bagian dari setiap DX tetapi mengotomatiskan proses yang kurang dipahami dapat menyebabkan masalah operasional. 

Komprehensif

Transformasi digital harus komprehensif mencakup solusi seperti Process Mining, Task Mining, Digital Twin of an Organization, Automatic Bot Generation, RPA, dan otomatisasi Workflow untuk mendukung bisnis dalam perjalanan transformasi digital mereka. 

Pemimpin bisnis dan analis dapat memahami proses aktual mereka, mengidentifikasi penyimpangan, kesalahan, dan variasi kasus dengan akar penyebabnya, secara otomatis menemukan aktivitas dan operasi yang merupakan kandidat RPA potensial, mensimulasikan skenario otomasi, dan secara otomatis menghasilkan bot RPA untuk aktivitas berulang.

Membangun Staff IT  yang Kompeten

Tanpa dukungan kepemimpinan, manajemen perubahan cenderung tidak berhasil. Memiliki sistem tata kelola perusahaan yang benar yang memastikan pembagian tugas yang efektif, perusahaan dapat meningkatkan peluang keberhasilannya:

  • Mengumpulkan tim yang diperlukan, memastikan koordinasi di antara mereka, dan memantau setiap langkah DX dengan menentukan KPI yang relevan.
  • Bertanggung jawab untuk melaksanakan tugas yang ditentukan oleh CIO dengan anggaran yang diberikan.
  • Menyediakan komunikasi yang diperlukan antara lini pemimpin bisnis dan CIO. Manajer divisi menyusun persyaratan mereka agar berhasil untuk tugas yang ada. Fungsi paling penting dari dewan semacam itu adalah menetapkan anggaran dan mengalokasikannya di antara para pemimpin lini bisnis.

Melatih Staf dan Mengintegrasikan Kultur Digital Internal Perusahaan

Dengan budaya dan pendidikan yang diberikan, staf lebih mudah beradaptasi dengan perubahan dan setiap proses di perusahaan beroperasi dengan gesit. Tanpa perubahan budaya, perusahaan dapat melewatkan revolusi teknologi berikutnya dan memerlukan upaya transformasi signifikan lainnya untuk mengejar ketinggalan. 

Persyaratan ini mengarah pada pertanyaan: Atribusi budaya seperti apa yang dibutuhkan organisasi untuk keberhasilan transformasi digital? Setidaknya ada tiga yang penting, yakni:

  • Organisasi lebih terhubung dan responsif di seluruh departemen.
  • Karyawan didorong untuk memecahkan masalah.
  • Karyawan siap mengambil risiko, dan jika tindakan berisiko menyebabkan kerusakan, mereka bersedia belajar dari kegagalan tersebut.

Kesimpulan

Transformasi digital tidak terhindarkan. Semua sektor industri kini memoles wajah mereka dengan teknologi-teknologi terbaru. Namun, jika tanpa ada tahapan jelas menuju transformasi tersebut maka keberhasilan tidak akan dicapai secara optimal.